CARA MENANAM
POHON PETAI
Pohon Petai
Petai
(Parkia speciosa), disebut pula twisted cluster bean, stink bean, peteh,
yongchaak, sataw, atau sator. Habitat asli petai, tersebar dari India Timur
Laut, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia dan Indonesia.
Petai tumbuh mulai dari dataran rendah (0 m. dpl) sampai dengan 800 m. dpl.
Tanaman petai tumbuh berupa pohon berkayu, dengan tajuk sangat terbuka,
berketinggian sampai dengan 30 m. Karena keterbukaan tajuknya, petai cocok
dibudidayakan secara tumpang sari, dengan tanaman semusim.
Hingga
dalam budidaya petai secara monokultur pun, lahan di bawah tegakan tanaman
utama, masih tetap bisa diberi tanaman semusim, tanpa menurunkan tingkat
produktivitasnya terlalu jauh. Hampir semua tanaman semusim bisa dibudidayakan
di bawah tegakan petai. Namun tanaman kacang tanah, keladi dan empon-empon,
merupakan alternatif terbaik. Jagung kurang menguntungkan, karena
Produktivitasnya akan sangat rendah, sementara singkong justru akan menurunkan
produktivitas petai. Kacang tanah cukup baik, karena akan meningkatkan
kesuburan lahan, dengan nitrogen yang ditangkapnya langsung dari udara.
Benih
petai okulasi dengan batang atas klon unggul, sudah banyak diproduksi oleh
penangkar. Terutama di Jawa Tengah dan Lampung. Idealnya, benih yang akan
ditanam di lapangan sudah berukuran 1,5 m. Harga benih ukuran ini, berkisar
antara Rp 50.000,- sd. Rp 100.000,-. Pada pembelian dalam jumlah banyak, harga
bisa sedikit lebih rendah. Kalau mau agak ringan, bisa membeli benih ukuran di
bawah 50 cm, dengan harga Rp 10.000,- sd. Rp 20.000,- disemai dengan perawatan
intensif, sampai mencapai ketinggian 1,5 m. Ketika itulah benih dipindah ke
lapangan, pada awal musim penghujan.
Benih
okulasi setinggi 1,5 m, sudah akan berbuah antara 3 sd. 4 tahun setelah tanam.
Tanaman petai akan terus produktif selama 20 sd. 25 tahun, dan harus
diremajakan. Tanaman yang sudah terlalu tua, produktivitasnya akan menurun, dan
pemanenan buahnya lebih sulit. Di Thailand, tanaman petai sengaja terus
dipangkas, hingga hanya mencapai ketinggian antara 4 sd. 6 m, untuk memudahkan
perawatan, terutama pembungkusan dan pemanenan. Pembungkusan buah, mutlak harus
dilakukan untuk mencegah serangan ulat dalam biji. Terutama apabila hasilnya
akan diekspor.
Buah petai
berupa tumbuh dalam malai, terdiri dari 4 sd. 8 papan. Dalam satu papan ada
belasan biji. Petai adalah komoditas yang beraroma sangat tajam. Sampai-sampai
urine mereka yang mengonsumsi petai, juga beraroma sangat tajam khas petai.
Karena aromanya yang sangat tajam inilah, petai juga menjadi komoditas yang
kontroversial, seperti halnya durian. Di satu pihak ada konsumen yang sangat
fanatik menyukai petai, dan di lain pihak ada masyarakat yang sangat tidak
menyukai aromanya. Namun petai masih lebih baik dibanding durian, karena tidak
menyebarkan aroma dalam ketika belum dikonsumsi.
Cara
Menanam Pohon Petai
·
Siapkan bibit pohon petai atau pohon
petai yang cukup untuk d tanam.
·
Pilih juga lahan untuk menanam pohon
petai tersebut.
·
Pilih tempat yang kelembabannya cukup.
·
Buat lubang 25 x 30 cm, dengan kedalaman
30 cm.
·
Masukan tanah yang sudah di campur pupuk
atau kompos untuk mempercepat pertumbuhan.
·
Buka plastic/polybag hati-hati jangan
sampai akar patah.
·
Sebelum dimasukan ke dalam galian, cari
akar tunggal jeruk tersebut, kemudian potong sedikit menggunakan gunting atau
pemotong pohon. Ini berfungsi agar akar petai berkembang ke samping.
·
Masukan bibit petai di atas galian. Dan
tutup dengan tanah.
·
Buat parit/saluran air di sekitar pohon
kira-kira 1 meter dari batang pohon.
·
Kemudian siram dan beri pupuk di sekitar
pohon petai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar