Selasa, 16 Oktober 2012

cerpen


How To Begin Making “Cerpen”

Cerpen, siapa yang tak kenal dengan kata yang singkatan dari panjangannya yaitu cerita pendek? Pada zaman sekarang ini, cerpen banyak digandrungi oleh masyarakat khususnya remaja, selain cerita-cerita yang disajikan menarik, terkadang juga menggelitik. Wajar jika orang-orang banyak terhibur ketika membaca sebuah cerpen atau cerita pendek. Tidak sedikit orang yang ingin membuat cerpen, mulai dari pemula sampai yang mahir sekalipun sekedar menceritakan suatu kejadian dapat dibuat cerpen.


Berangkat dari judul diatas, pekanan FLPJ minggu ini yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 Januari 2012 pukul 16.30 WIB bertempat di pendopo RENGGANIS UNPAD, seorang pemateri yang tidak lain adalah penulis buku “Melepas Dahaga Dengan Cawan Tua” Kang Topik Mulyana menguraikan tentang bagaimana cara membuat cerpen? Khususnya bagi pemula.

Berikut sekilas materi yang disampaikan oleh beliau :

Semua orang bisa menulis, tetapi tidak semua orang bisa menjadi penulis. Menulis cerita pedek bagi pemula biasanya berangkat dari keberaniannya menuangkan ide/gagasan atau pemikiran dalam bentuk tulisan. Namun perlu diketahui, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang sulit. Seorang penulis yang ingin membuat cerpen hendaknya mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis tulisan secara umum, yang terbagi berikut menurut Saini KM dan Jakob Sumardjo :

TULISAN
1. Imajinatif = non fiktif dan fiktif (drama, puisi, prosa (novel & cerpen))
2. Non Imajinatif = Opini, karya tulis ilmiah dsb.


Keterangan : Dalam pembagian tulisan diatas, cerpen termasuk bentuk karya prosa fiktif iimajinatif.


Menurut Kunto Wijaya, Fiksi terbagi kedalam :
a. Fiksi Tipografis : Yaitu karangan fiksi yang dibuat dengan terencana, baik dari penokohan, alur maupun setting. Contohnya : Cerita- cerita Pewayangan.
b. Fiksi Psikologis : Yaitu karangan fiksi yang dibuat dengan memperhatikan karakter tokoh di dalamnya. Contohnya : Mitologi Yunani.
Sebelum kita membuat cerpen, yuk kita lihat perbedaannya dengan novel, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Penokohan
a. Cerpen : Satu sampai tiga orang, 4 paling banyak dalam satu cerita.
b. Novel : Bisa lebih dari 4 orang tokoh
2. Takarannya
a. Cerpen : hanya satu peristiwa yang dianggap paling unik dan bagus dalam satu cerita.
b. Novel : Beberap peristiwa dalam satu novel tetapi ada satu peristiwa sebagai klimaks.
3. Jumlah karakter
a. Cerpen : Antara 1.000 - 10.1000 karakter.
b. Novel : Lebih dari 10.000 karakter.
Seseorang yang akan membuat suatu karya tulis harus memperhatikan teknik penulisan terlebih dahulu, tekhnik ini ada dua macam, yaitu :
1. Teknik perencanaan = Yaitu membuat karya tulis dengan menentukan rancangan tulisan terlebih dahulu, umunya pembuatan suatu karya tulis yang menggunkan teknik ini adalah pembuatan karya tulis nonfiksi, sperti karya tulis ilmiah, opini, dan sebagainya.
2. Teknik improvisasi = Yaitu membuat karya tulis berdasarkan keadaan kata hati dan insting penulis.

Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu jenis karya tulis prosa imajinatif yang menceritakan suatu kejadian. Biasanya cerpen memuat satu kejadian yang dianggap paling bagus atau palingn unik, sedangkan cerita yang didalamnya mengangkat bayak kejadian disebut Novel. Hal yang membedakan lainnya adalah cerpen tidak banyak memiliki tokoh selain tokoh utama dan beberapa orang tokoh tambahan. Sedangkan novel, biasanya banyak tokoh yang diceritakan.

Bagaimana menentukan suatu tema yang akan di angkat dalam sebuah cerpen bagi pemula?

Penulis dapat terinspirasi dari objek atau kejadian tertentu, pada saat itu penulis umumnya menetapkan kejadian apa yang akan dibuat atau di tuangkan dalam bentuk cerpen. Kejadian tersebut akan diangkat sebagai klimaks sedangkan pada pengembangaya, penulis mengembangkan ke depan dan ke belakang. Untuk labih jelasnya perhatikan bagan berikut :

ke belakang ------ inti cerita -------- ke depan

Seorang penulis harus mempu mengeksplor kreativitasnya dengan luas, hal ini dapat membantu mengembangkan gagasan yang hendak dituangkan dalam sebuah cerita yang akan dibuat. Terkadang permainan naluri penulis berpengaruh cukup penting dalam pembuatan suatu cerita. Keindahan cerita yang dibuat dapat diukur dari seberapa pandainya naluri beradu dalam sebuah cerita yang dibuatnya.

Setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan diskusi kepenulisan:
1. Bagaimana mengantisipasi gagasan yang bisa muncul secara tiba-tiba disaat kita hendak menyelesaikan sebuah cerpen?
Gagasan yang muncul secara tiba-tiba mungkin saja terjadi, untuk mengantisipasi hal itu agar cerita yang kita buat tidak jadi kacau dan terganggu, dapat dilakukan dengan :
a. Mengabaikan gagasan baru tersebut, sehingga kita focus pada penyelesaian sebuah cerpen yang sesuai dengan rencana sebelumnya. Kelebihannya, penyelesaian cerita akan lebih cepat dan singkat karena sebelumnya telah direncanakan. Kekurangannya, penulis akan kehilangan moment untuk melakukan improvisasi.
b. Membuat cerita dalam 2 versi, menyelesaikan secara utuh dan membuat rencana terkait dengan ide-ide baru yang muncul ditengah jalan. Kelebihannya, penulis memiliki kebebasan improvisasi pada cerita yang dibuatnya. Kekurangannya, deadline akan lebih lama, dan memerlukan waktu yang cukup panjang untuk melakukan perubahan yang akan disesuaikan dengan munculnya ide-ide baru tersebut.

2. a. Adakah pakem-pakem atau rumus-rumus tertentu untuk membuat karangan cerita pendek yang bagus, baik dalam hal penokohan, alur, setting dan sebagainya?
b. Bagaimana penguatan bahasa yang baik dalam menulis cerita pendek?
c. Bagaimana membuat karangan cerita yang baik agar bisa dinikmati orang banyak dan kesannya tetap enak sampai kapanpun?
Dalam sastra sebenarnya tidak ada pakem atau rumus tertentu dalam menciptakan suatu karya, namun penelitan ditemukan setelah membuat beberapa karya tulis dan dilakukan penelaahan secara keseluruhan dari segi kebahasaan dan pemaknaan. Hal ini dikenal sebagai kode proairetik atau benang merah yang kita dapati dari karya-karya tersebut. Contohnya : Seorang penyair A menulis beberapa puisi, dari keseluruan puisinya ditemukan ada benang merah sebagai karakteristik tersendiri dari karya-karyanya, misalnya yang ditemuakan adalah gaya, sifat dan sebagainya. Pakem dalam karya sastra adalah sesuatu yang kemunculannya tidak disengaja.

Penggunaan bahasa dan memperhatikan penguatan bahasa sangat penting untuk diketahui oleh seorang penulis. Kekuatan bahasa mutlak diperlukan karena hal ini yang akan mengajak pembaca pada kepuasan menikmati karya yang disajikan penulis atau pembuat cerita sastra. Maka benar adanya pernyataan berikut ini :
“Ide yang hebat jika tidak dibarengi dengan kepandaian bahasa = GAGAL”
“Ide yang sederhana jika dibarengi dengan kepandaian bahasa = SUKSES”

Sekaitan dengan uraian diatas, bagian inilah yang dikatakan sebagai hal sulit dalam menulis. Pasalnya, bahasa adalah sebuah struktur yang bahan-bahannya juga sebagai struktur sementara penulis harus meramu struktur-struktur tersebut menjadi sebuah sajian yang membuat pembaca dapat menikmatinya.

Pesan beliau :
“Manulis tidak jauh dengan meniru, maka Jika ingin menjadi penulis besar tirulah segala hal besar-besar (sukses)”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar